Menjadi Terang Bagi Bangsa-Bangsa
Bacaan Alkitab | Yesaya 49 : 1 – 7; 1 Yoh 1 : 5 - 10 |
Tanggal/Warna Liturgy | 26 Mei 2019/Putih |
“ Jika kita katakana, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun Kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kta tidak melakukan Kebenaran “. ( 1 Yoh 1 : 6 ).
PENDAHULUAN.
Saudara saudara kata “ menjadi “ adalah kata yang menunjukkan adanya suatu proses transformasi dari satu titik ke titik yang lain. Mengacu kepada tema tersebut saat ini , maka kata menjadi itu berkaitan dengan adanya suatu proses peralihan dari keadaan gelap kepada keadaan terang. Terang dan gelap dalam pengertian waktu adalah ciptaan Tuhan. Tetapi dalam pengertian suasana yang muncul dalam keadaan terang dan gelap itu sebenarnya berkaitan dengan tingkah laku manusia berdosa. Alkitab menggambarkan bahwa hidup dalam gelap adalah suatu kehidupan dalam dosa, berarti yang berkuasa adalah dosa. Juga Alkitab menggambarkan hidup dalam kegelapan sebagai suatu kehidupan tanpa arah, melakukan perbuatan perbuatan daging, hidup dalam ketakutan dan kekuatiran. Sebaliknya, hidup dalam terang berarti suatu kehidupan bersama Tuhan, hidup dalam keceriaan, kebahagiaan dan kesejahteraan, bahkan keselamatan dalam pengaruh kuasa kerajaan Allah.
PENDALAMAN TEKS.
Saudara saudara dalam perikop kita hari ini berbicara tentang seorang hamba Tuhan yang dalam proses menjadi terang bagi bangsa bangsa. Allah dalam kedaulatan-Nya menciptakan langit dan bumi dan segala isinya. Ia juga yang telah berkenan untuk memanggil dan menetapkan hambanya, agar hambanya itu bertindak menjadi terang dan mengmpulkan kembali umat yang berserak serak, lalu memberi perlindungan ( ay 2 ), menegakkan suku suku Yehuda . Semuanya ini dimaksudkan agar bangsa pilihan-Nya itu tidak berjalan dalam kebinasaan, tetapi berjalan di jalan Tuhan. Tentu saja panggilan dan penetapan ini didasarkan pada kehendak serta jaminan Allah dalam janji dan firman-Nya ( ay 6,7 ).
Untuk menadi terang itu orang harus melalui pengorbanan. Perhatikan lilin yang kecil, rela hancur untuk menerangi kegelapan sekitarnya. Gereja yang hidup sebagai agen terang Allah, seharusnya terbuka, sehingga mudah dinilai, dikritik orang, dan mungkin juga terbuka kepada kecamanan. Hal ini akan menjadikan gereja berada dalam pergumulan. Perikop ini, dapat dikatakan sebagai amanat agung yang kemudian dipertegas oleh Yesus Kristus dalam matius 28 : 18 - 20.
Gereja yang ditempatkan di tengah tengah masyarakat majemuk, harus menyatakan dirinya sebagai hamba Allah, teman sekerja Allah yang senatiasa siap menderita untk memberikan terang bagi sekitarnya. Kita terpanggil dalam suatu proses “ menjadi “ terang itu.
Dalam pembacaan hari ini, penulis kitab Yesaya mengungkapkan : Bahwa ada seruan Allah yang ditujukan kepada hamba hambaNya. Hamba hamba yang dimaksudkan disini adalah Gereja. Mereka inilah dimaksudkan sebagai terang dan pembawa kabar keselamatan kepada bangsa bangsa dan suku suku bangsa. Sesuatu yang harus disampaikan adalah pengajaran dan hukum, yang akan menjadi sumber terang bagi bangsa bangsa. Karena itu seruan atau perintah itu menjadi penting. Ini dapat diartikan bahwa terang bagi bangsa bangsa adalah hal kerajaan Allah di bumi. Dengan demikian, dapat juga dikatakan bahwa keselamatan merupakan akibat terdalam dari terang itu. Sedangkan keselamatan dapat diartikan, bebas dari kegelapan, lepas dari kuasa jahat, belenggu dosa dan masuk kedalam kuasa dan pengaruh kerajaan Allah. Disinilah Allah mengarahkan umat-Nya untuk melihat secara jernih keselamatan dari pada-Nya. Dan sebaliknya, setiap orang yang tidak melihat keselamatan dan tetap beralan dalam kegelapan, maka ia akan mati seperti nyamuk. Bangsa bangsa termasuk gereja, telah diberikan perintah, pengajaran dan hukum untuk dilaksanakan. Tuhan dalam kasih-Nya minta agar umat melaksanakannya, sebab ada konsekwensinya. Bagi yang melaksanakan dengan sungguh sungguh akan memperoleh keselamatan, sebaliknya mereka yang tidak melaksanakannya akan musnah seperti pakaian yang dimakan ngengat.
Saudara saudara Gereja dan warganya harus menjadi terang dan pembawa kabar keselamatan bagi siapa saja dimana saja, dan kapan saja. Amanat inipun berlaku bagi kta sekarang. Dengan demikian, adalah menjadi kewajiban gereja di masa kini untuk berjalan dalam terang Kristus untuk menikmati hidup kekal dan persekutuan dengan Allah. Gereja wajib memenuhi tugas panggilannya, yaitu memanggil semua manusia dan semua bangsa. Gereja sebagai yang dikuduskan kelak akan melihat Allah dalam kemuliaan-Nya yang penuh. Oleh karena itu, di masa kini gereja patut menyatakan ketaatan dan kesetiaan berbakti kepada Allah dengan sepenuh hati dan dengan tulus. Selaku gereja kita patut selalu menyadari bahwa Allah telah menjadikan kita hamba-Nya. Ini berarti pengetahuan, kecakapan dan pekerjaan kita mesti terlihat sebagai kekuatan yang dibaharui oleh injil.
APLIKASI FIRMAN.
Saudara saudara sidang jemaat yang kekasih orang yang berada dalam persekutuan dengan Dia, itu adalah mereka yang berjalan di dalam terang-Nya. Yang giat melakukan kebenaran Allah bagi sesame dalam segi moral maupun etika. Dan hidup mereka “ bercahaya “ serta menjadi berkat terhadap sesamanya. Mereka selalu bertekun dalam upaya memelihara kekudusan Allah dalam hidupnya. Serta mengungkapkan kasihnya kepada sesamanya. Karena itu orang orang yang tinggal di dalam terang-Nya nampak melalui ungkapan kasih, kebaikan dan kebenaran diantara sesamanya. Sehingga mustahil ada orang yang berkata, percaya dan bersekutu dengan-Nya, namun melakukan kejahatan kejahatan. Sebenarnya mereka yang melakukan kejahatan baqgi sesamanya adalah orang yang masih tinggaldalam kejahatan. Karena itu, adalah sesuatu kebohongan, jika mereka menyatakan atau mengaku diri bersekutu dengan-Nya. Tidak mungkin terang dan gelap menyatu. Allah adalah terang dan di dalam Dia samasekali tidak ada kegelapan.
Saudara saudara, supaya orang bsa hidup di dalam terang dan bersekutu dengan Tuhan, maka dihadapannya, ia harus berani mengaku dosa dosanya. Pengakuan yang ikhlas dan rendah ati akan segala dosanya mendapat pengampunan melalui darah Yesus, Anak Allah. Perkara ini penting, sebab tidak seorangpun yang tak berdosa di depan-Nya. Karena itu barang siapa menyebut dirinya tidak berdosa berarti dia menyangkal Allah yang mengutus anak-Nya untuk menebus mansia. Dan dengan egitu kta membuat Dia menadi pendusta serta firman-Nya tidak ada di dalam kita.
Itu berarti jika kita bersekutu dengan Dia, kita pun harus berjalan dalam terang-Nya dan sekaligus melakukan tindakan perlawanan terhadap dosa. Sebab dosa identic dengan kegelapan. Orang yang hidup dalam kegelapan kehidupannya kacau balau. Bahkan mengarah kepada kehidupan yang tanpa moral. Dan dia tidak tahu ke mana ia harus berjalan. Kehidupannya penuh dengan kebencian, auh dari tindakan yang penu kasih terhadap sesamanya. Pendek kata, kegelapan merupakan kehidupan yang terpisah dari Allah. Kehidupan yang menolak terang. Dalam hal ini menolak Yesus Kristus, anak-Nya penebus dosa umat manusia. Bagi kta yang menerima dan mempercayai dengan segenap hati bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah, bukan berarti kita telah sempurna. Melainkan kita menggantungkan seluruh hidup ini hanya pada-Nya. Amin. (SYR)