INGATLAH PENCIPTAMU PADA MASA MUDAMU
Bacaan Alkitab | Pengkhotbah 11 : 9, 12 : 1 – 8 ; Maz. 119 : 9 – 16. |
Tanggal/Warna Liturgy | 20 Oktober/ Hijau |
“ Buanglah kesedihan dari hatimu dan jauhkanlah penderitaan dari tubuhmu, karena kemudaan dan fajar hidup adalah ke sia siaan “. ( pengk 11 : 10 ).
PENDAHULUAN.
Begitu banyak kisah sukses orang orang terkenal, yang bermula dari keadaan yang sangat sulit. Ada yang dari pedagang keliling, kemudian diberkati Tuhan dan menjadi pengusaha besar. Lainnya lagi, yang berasal dari keluarga miskin, kemudian sukses menadi olah ragawan terkenal. Pokoknya banyak versi tentang kesuksesan yang diraih manusia. Tetapi dibalik kisah sukses itu, ada hal yang sangat kontradiktif. Di satu sisi ia bertumbuh dengan berkat ekonomi yang besar, tetapi di sisi lain jiwanya justru semakin terpuruk. Prilakunya pun jauh dari Tuhan, bahkan cenderung meninggalkanNya. Segala sesuatu yang diraihnya adalah karena kuat kuasa dirinya sendiri. Manusia memang seringkali menjadi lupa diri dan sombong saat ia telah meraih sebuah keberhasilan. Uang dan ketenaran nama menjadi komoditi yang sangat diagung agungkan. Jadi, jangan heran pula kalau ada orang yang mau menyumbangkan uangnya dalam jumlah yang besar, agar namanya terangkat dan dikenal orang. Juga jangan heran kalau ada orang yang mampu melakukan hal yang paling keji sekalipun hanya untuk mendapatkan uang.
Inilah saudara saudara suatu bentuk ke sia siaan dari peruangan manusia. Pada awalnya dibangun dengan motivasi dan iman yang kuat, serta bersandar pada kekuatan Allah, tetapi ketika berhasil meraih sukses, semuanya menjadi sirna. Iblis mulai merasuk pikirannya, serta memanipulasi bahwa segala sesuatu bisa diraih kalau memiliki uang. Bahkan kekuasaan pun bisa dibeli dengan uang.
Perjuangan yang selama ini dirintis ternyata menjadi sia sia. Allah dilupakan, dan cenderung mulai memberhalakan harta. Sungguh sangat ironis memang, karena iman yang selama ini dibangun rontok begitu saja, dipengaruhi oleh kesuksesan. Jadi, adalah sebuah kebodohan kalau kita mengira bahwa keberhasilan, kesuksesan dapat diraih tanpa pertolongan Tuhan. Kita tidak boleh lupa, semua yang diperoleh hanyalah berkat karunia.
PENDALAMAN TEKS.
Menurut pengkhotbah, masa muda itu laksana hembusan angin yang berlalu begitu cepat dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu sebelum tiba hari hari yang malang, ingatlah kepada Tuhan- sang penciptamu. Hari tua manusia digambarkan seperti sebuah musim dingin. Waktu itu terang mata hari , bulan dan bintang bintang dihalangi oleh awan hujan. Bila suatu himpunan awan yang satu telah tumpah ke bumi ( hujan ) maka datang lagi himpunan awan yang lain demikian seterusnya.
Ke gembiraan dari masa muda beralih kepada kesuraman di masa tua. Kekurangan kekurangan hari tua dilukiskan dengan perumpamaan : penjaga penjaga rumah gemetar, orang orang kuat membungkuk, perempuan perempuan penggiling berhenti satu demi satu, jendela menjadi kabur, pintu pintu ditepi jalan tertutup, bunyi penggilingan menjadi lemah, suara kecil seperti kicauan burung, penyanyi tertunduk, pohon badam berbunga. Seluruhnya menggambarkan tubuh yang gemetar, bungkuk, pandangan kabur, kurang mendengar, bicara kurang jelas dan suara yang melemah.
Gejala lain yang juga dialami dimasa tua adalah tak bisa tidur lama ( nyenyak ), mudah terbangun, takut ketinggian, takut berjalan sendiri, rambut memutih seperti bunga badam yang akan gugur. Bila beralan, susah untuk melangkahkan kaki dan bila makan, tak punya nafsu makan. Gambaran hari hari susah dalam usia tua diakhiri dengan gambaran kematian. Lampu yang menyala dan mata air melambangkan hidup manusia. Sebagai lampu yang di sini disebut pelita dari emas, yang digantung pada rantai dari perak. Rantainya dicabut, lalu pelitanya pecah, kemudian minyaknya tumpah keluar dari botol dan lampu kehidupan menjadi mati. Saudara saudara bila pengkhotbah menyebutkan logam logam mulia seperti perak dan emas, maksudnya adalah betapa tingginya hidup manusia. Tempayan dan mata air, katanya pada gilirannya melambagkan urat darah terpenting dari hati atau limpa. Roda timba diartikan sebagai Paru paru atau jantung manusia. Manusia terdiri dari roh dan debu. Roh akan kembali kepada Allah yang mengaruniakannya, sedangkan debu kembali ke tanah seperti semula.
Saudara saudara dengan melihat gambaran ini, hendaknya manusia mempersiapkan hidupnya sejak masih muda. Melihat gambaran ini, mengingatkan kita pada firman Tuhan dalam Yesaya 55 : 1 – 3 yang berbunyi : “ Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran ! Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan ?. Dengarkanlah Aku maka kamu akan memakan yang baik dan kamu akan menikmati saian yang paling lezat. Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku; dengarkanlah, maka kamu akan hidup ! Aku hendak mengikat perjanjian abadi dengan kamu, menurut kasih setia yang teguh yang Kujanjikan kepada Daud “.
Saudara saudara kalimat pertama dari Yesaya 55 : 1 : “ Ayo hai semua orang… “ kata “ semua orang “ di sini mengandung makna : siapa saja yang mengerti, tak terkecuali anak anak muda, laki perempuan dan semua orang percaya agar mengisi jiwanya dengan Firman Tuhan. Sebab pada siapapun Allah menghendaki agar setiap orang kuat dan perkasa oleh kuasa Firman-Nya serta mengingat akan pengorbanan Yesus melalui kematian dan kebangkita-Nya. Yesus berkata dalam yohanes 4 : 14a : “ Tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama lamanya “. Marilah kita selalu mengingat dan menyimak firman Tuhan dalam kehidupan kita.
APLIKASIH FIRMAN.
Saudara saudara mengingat dan sekaigus mencari Tuhan pencipta kita, merupakan seruan kepada kita dewasa ini. Selaku warga gereja kita berjumpa dengan begitu banyak sumber hidup yang palsu / sia sia. Nampaknya saja sebagai sumber hidup, tetapi sebenarnya sumber becana. Dari waktu ke waktu kemampuan manusia terus bertambah. Berbagai sukses membuat orang mampu untuk memiliki materi. Ketika kemampuan mengolah berbagai sumber daya yang ada bergerak tanpa batas, akhirnya menggiring manusia untuk melihat kuasa, melihat materi, melihat kemampuannya sebagai sumber hidup satu satunya. Pada titik itulah bencana berdiri sangat dekat dengan kita.
Sosok kehidupan seperti itu dibenci Tuhan, karena kehidupan yang demikian pada akhirnya akan membuat sengsara orang itu sendiri, karena murka Tuhan. Seperti dikatakan dalam pembacaan kita “ Ingatlah akan penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari hari yang malang dan mendekat tahun tahun yang kau katakan : Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya” ( Pengkh 12 : 1 ). Ini adalah peringatan Tuhan, karena itu firman Tuhan berkata “ Carilah Aku, maka kamu akan hidup”.
Pertama tama ini adalah merupakan ajakan meninggalkan cara hidup yang salah seperti dikatakan “ Hidup tanpa Tuhan adalah ke sia siaan ( pengkhotbah 11 : 10 ), Kekayaan dan kemasyuran tanpa Tuhan adalah ke sia siaan ( pengkhotbah 5 : 9 ), Segala rencana dan cita cita tanpa Tuhan adalah juga ke sia siaan ( Yakobus 4 : 13 - 14 ). Dan selanjutnya berbalik untuk menjalani hidup yang menuruti kehendak Tuhan yakni : Yang hidup berkenan kepada-Nya, Yang mau mencari Dia, dan yang beriman dan tak gampang lemah ( pengkh 11 : 10 ).
Saudara saudara ini adalah panggilan Tuhan yang ditujukan kepada setiap orang, sebab setiap orang harus mempertanggung jawabkan kehidupannya sendiri kepada Tuhan. Karena itu setiap orang harus secara sungguh sungguh memutuskan bagi dirinya sendiri, lepas dari pengaruh apapun ( kemasyuran, kejayaan, kekayaan dll ) dan pihak siapapun. Jikalau panggilan Tuhan ini disertai dengan cara ancaman bagi yang tidak mau mendengarkan panggilan itu, betapa serius maksud panggilan ini dan tidak boleh diabaikan begitu saja.
Karena itu mari kita memfokuskan perhatian kepada kebenaran firman, dan lebih bersungguh sungguh mengingat dan mencari Tuhan. Anggap saja kesulitan dan kesusahan itu sebagai cambuk dari Tuhan agar kita lebih bersungguh hati mengingat dan mencari wajah Tuhan. Ingatlah bahwa Tuhan memiliki rencana yang baik bagi kita. Dalam Yeremia 29 : 11 dikatakan : “ Aku ini mengetahui rancangan rancangan apa yg ada pada-Ku mengenai kamu, demikian firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera, dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh pengharapan “. Karena itu janganlah saudara saudara gentar saat menghadapi kesusahan atau kesulitan hidup, tetapi pandanglah bahwa masa kesusahan atau kesukaran adalah saat yang baik untuk membuktikan kemurnian iman kita kepada Tuhan kita Yesus Kristus. Amin. ( pdt. S.Y.R.)