Menentukan Pilihan Tanpa Tekanan
Bacaan Alkitab |
Markus 15:1-15 I Petrus 2:21-25 |
Tanggal/Warna Liturgy | 14 April 2019/ Ungu (Minggu sengsara ke VII) |
Saudara-Saudara yang dikasihi Tuhan,
Pada zaman Raja Salomo, kita mengenal peristiwa perebutan anak yang masih hidup oleh dua orang Ibu. Dalam kisah tersebut Raja Salomo diperhadapkan dengan pilihan yang sulit. Disatu sisi kedua ibu tersebut mengaku bahwa anak tersebut adalah anaknya, tapi di sisi lain tidak ada saksi atau bukti yang dapat dijadikan prasyarat kebenaran yang sesungguhnya. Tetapi oleh hikmat Allah Raja Salomo dapat memilih dengan benar dan menunjuk ibu yang sebenarnya dari anak itu dengan cara mengancam akan membunuh anak tersebut. Dari tindakan Raja akan membunuh anak tersebut, maka kedua ibu memperlihatkan dua sikap yang berbeda, yang satu menyuruh raja untuk membunuhnya supaya tidak ada yang memiliki anak tersebut, ibu yang kedua melarang raja membunuh anak itu dengan alasan biar anak tersebut tetap hidup dan dengan rela memberikannya kepada ibu yang pertama. Dari kedua sikap ibu tersebut, maka Raja memutuskan yang sebenarnya ibu kandung dari ana ini adalah ibu yang ke dua oleh karena dua hal; yakni, Belas kasihan dan kerelaan berkorban demi kelanjutan hidup anak itu.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,
Proses pengambilan keputusan etis Raja Salomo di atas, tidak terjadi dengan Pilatus. Dalam kisah pengadilan, dimana Yesus menjadi terdakwa, Pilatus sebagai hakim pengabil keputusan, hati nuraninya tidak dikuasai oleh hikmat, tetapi dikuasai oleh tekanan orang banyak. Dalam nalar manusiawinya, Pilatus mengetahui, bahwa Yesus tidak bersalah, hal tersebut dapat kita lihat bagaiman Pilatus memberikan tawaran kepada orang banyak tentang siapa yang akan di bebaskan dan siapa yang akan dihukum. Dalam peristiwa ini kita melihat, bahwa Pilatus tidak tegas mengambil keputusan menentukan kesalahan dan kebenaran, Pilatus tidak mau ambil resiko memilih kebenaran dengan membebaskan Yesus, tetapi mengambil pilihan memuaskan keinginan orang banyak demi untuk kenyamanan dan keamanan diri.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,
Keputusan Pilatus menghukum Yesus atas tekanan orang banyak, merupakan keputusan yang mengorbankan kebenaran, mengorbankan hati nurani, menabrak etika dan moralitas serta keputusan yang tidak mempedulikan Hikmat, sehingga melahirkan keputusan yang tidak bijak dan tidak menjadi berkat.
Saudara-Saudara yang dikasihi Tuhan,
Keputusan untuk memilih sikap dan tindakan yang tepat dan etis dalam konteks tekanan, itimidasi dan intervensi dari orang lain, apa lagi orang tersebut sangat berpengaruh, sepertinya sangat sulit bagi orang-orang yang tidak takut Tuhan. Jika kita simak konteks teks yang mempengaruhi Pilatus mengambil keputusan menyalibkan Yesus adalah, Teriakan orang banyak (Salibkan Dia) atas hasutan Imam-imam kepala dan dari dalam diri Pilatus terjadi gejolak hati nurani yang pada akhirnya mengikuti hasrat memuaskan hati orang banyak sekalipun mengorbankan kebenaran.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,
Tahun ini adalah tahun politik, dimana masyarakat berpesta untuk menentukan pemimpin nigeri ini dan wakil rakyat yang akan mewakili masyarakat dalam penetapan kebijakan di Negeri ini . Banyak tawaran program penataan Negeri ini, yang menuntut kita masuk dalam pilihan yang benar dan tepat. Tetapi untuk mengambil keputusan yang benar ditengah seribu macam tawaran kebaikan, tidak saja ditentukan oleh baiknya program yang ditawarkan atau penampilan yang meyakinkan, tetapi juga oleh hati nurani yang benar.
Dan untuk memiliki hati nurani yang benar, dibutuhkan pengudusan olah ALLah. Bagi umat pilihan Allah hati nurani kita telah dikuduskan oleh darah Yesus. Pengudusan yang Yesus kerjakan, bertujuan supaya semua anak-anakNya tidak dapat lagi dengan mudah dipengaruhi oleh dunia ini, tetapi kita justru yang dapat mempengaruhi dunia masuk kepada Terang, sehingga Allah dimuliakan.
Saudara-saudara yang dikasihi oleh Tuhan,
Untuk dapat mengambil keputusan etis dan benar dalam menentukan pilihan, pada konteks yang sulit, sangat ditentukan oleh sejauh mana kedekatan kita dengan Tuhan, seberapa pengertian kita tentang kehendak Allah dan sejauh mana pengetahuan kita tentang rencana dan janji-janji Allah bagi kita. Rasul Petrus mengingatkan kita bahwa, kita adalah anak-anak Allah yang telah dipanggil untuk menjadi berkat dengan cara meneladaniNya. Adapun beberapa hal yang Yesus telah teladankan kepada kita adalah,
-KewaspadaanNya sehingga tidak jatuh ke dalam dosa-memelihara mulutnya dari tipu muslihat-tidak membalas kejahatan-tidak mengancam, tetapi mengasihi-Berserah kepada Bapa-menyembuhkan dan mengembalikan kita kepada Allah. Dengan mengikuti teladanNya akan menjadikan kita dewasa dalam segala hal termasuk dalam hal mengambil keputusan untuk menentukan pilihan-pilihan hidup kita.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,
Ada beberapa hal yang patut kita miliki, sebagai anak-anak Tuhan dalam menjalani kehidupan ini dan dalam menentukan pilihan hidup yang benar dan etis, yakni;
1, Takut Tuhan, dalam amsal 1:7, sanagt jelas Firman Tuhan, bahwa Tukut Tuhan adalah permulaan pengetahuan. Artinya dengan takut Tuhan, maka hidup kita pasti ditaklukan pada Allah dan kehendakNya. Sehingga dengan bijak kita dapat mengerti kebenaran dan mengambil keputusan untuk memilihnya.
2, Berhikmat, dengan hikmat Allah kita bisa melihat yang sesungguhnya dari konteks, sehingga kita dapat memilih yang tepat, dapat membangun dan menjadi berkat bagi semua.
3, Memiliki hati nurani yang bersih, dengan hati nurani yang bersih, kita dapat mengambil keputusan yang bersih pula, terhindar dari pengaruh negatif, tekanan, intervensi dari siapapun.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,
Marilah kita hidup benar di hadapan Allah, dekat dengan Tuhan, Takut Tuhan dan hidup dalam kebijaksanaan yang penuh dengan hikmat Allah, supaya kita dapat menjalani kehidupan ini secara baik penuh dengan damai sejahtera, penuh dengan berkat dan kita jadi berkat. Hindarilah sikap kompromi dengan ketidak benaran hanya untuk memuaskan kepentingan sesaat yang tidak bermanfaat, tatapi merugikan orang lain, dan untuk kenyamanan diri, tetapi pandanglah Allah yang kebesarannya melampauhi apa yang kelihatan tetapi bermanfaat bagi dunia untuk kemuliaanNya. Selamat berpesta demokrasi dan pilihlah pemimpin dan wakil rakyat yang benar-benar hidupnya bagi kesejahteraan dan kedamaian negeri ini. Percayalah Allah akan bekerja di dalam hati nurani yang bersih untuk mendatangkan kebenaran dan kebaikan bagi bangsa ini. Tuhan memberkati. Amin (YLT)