HAMBA DOSA VERSUS HAMBA KEBENARAN.
Bacaan Alkitab | Yohanes 8 : 30 - 36 ; Roma. 6 : 15 - 23. |
Tanggal/Warna Liturgy | 11 Agustus 2019/Hijau |
“Jikalau kamu tetap dalam firman- Ku, dan kamu benar benar adalah Murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu Akan memerdekakan kamu “. ( Yohanes 8 : 31c - 32 ).
PENDAHULUAN.
Saudara saudara sidang yang kekasih dalam Yesus Kristus………..
Dalam konteks pengetahuan manusia ada banyak hal yang dianggap benar. Namun hanya satu kebenaran yang dapat memerdekakan orang dari dosa, dari penghancuran dan kekuasaan iblis… yaitu kebenaran mengenai Yesus Kristus yang terdapat dalam firman-Nya. Pada prinsifnya manusia ingin hidup merdeka atau bebas dari segala ikatan yang melilit dirinya. Tetapi kebebasan itu sulit diperoleh atau dimiliki, sebab manusia tidak bisa terlepas dari sesamanya, lingkungannya, atau kebudayaannya yang ia miliki. Kebebasan bisa bersifat negative atau positif yang dilihat adalah tujuan dari kebebasan yang dimiliki itu atau mamfaat dari kebebasan tersebut. Ketika Yesus Kristus membebaskan manusia dari kuasa dosa, maka manusia menemukan citra dirinya yang baru dan dapat berhubungan secara langsung dengan Allah penciptanya. Hubungan antara kita dengan Allah sudah beres tetapi tidak terlepas dari hubungan kita dengan sesama atau tradisi budaya yang kita miliki.
PENDALAMAN TEKS.
Beberapa orang dalam gereja memahami khususnya pada zaman Paulus bahwa karena kasih karunia mengampuni dosa, maka orang Kristen tidak perlu waspada dan melawan dosa. Sebagai jawabannya, Paulus menerangkan bahwa setiap orang percaya harus terus menerus menegaskan ulang dan melaksanakan keputusannya untuk melawan dosa dan mengikut Kristus. Setelah menerima Kristus, maka orang percaya harus terus memilih siapa yang akan dilayaninya. Mereka boleh kembali kepada dosa, dan tdak lagi menentang kuasa dosa dalam kehidupan pribadi dan kembali menjadi budaknya, dengan kematian ( rohani dan abadi ) sebagai akibatnya , atau mereka dapat dibebaskan dari dosa dan terus menyerahkan diri sebagai hamba Allah dan kebenaran, dengan pengudusan dan hidup kekal sebagai akibatnya.
Berdasarkan Roma 6 : 15 - 23, mereka yang tidak mempunyai komitmen kepada ke Tuhanan Kristus dan tidak menentang kuasa dosa dalam kehidupan pribadi tidak berhak untuk menyebut Kristus sebagai juruselamat mereka. “ Tak seorang-pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada mammon “ ( matius 6 : 24 ). Paulus dengan sungguh sungguh mengingatkan orang percaya yang merasa dapat berbuat dosa karena mereka dibawah kasih karunia. Jikalau orang percaya memberikan diri kepada dosa, maka mereka akan sesungguhnya menjadi hamba dosa, yang mengakibatkan “ kematian “ ayat 23 “ kematian “ disini berarti “ kebinasaan selama lamanya, di jauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya “.
Kristus adalah kekuatan Allah yang bisa merubah dunia ini, sehingga dunia dapat menikmati kemerdekaan yang sebenarnya, untuk itu lebih dahulu Kristus merubah kehidupan manusia. Dengan perkataan lain Kristus menciptakan manusia baru. Melalui Kristus, setiap orang bisa masuk kedalam kehidupan cinta kasih Allah. Lalu manusia mengalami perubahan yang mendasar, terlihat dalam kehidupan manusia lahir dan batin, jasmani dan rohani, pribadi atau kolektif dalam masyarakat. Sikap terhadap Allah dan terhadap sesame, semuanya mengalami perubahan. Ketika perubahan itu bisa dialami manusia, maka manusia akan mengalami apa yang dinamakan kemerdekaan yang sejati. Tanpa manusia baru, kemerdekaan yang sejati hanya mimpi yang tak kunjung menjadi kenyataan. Keadaan seperti ini akan membuat manusia terus berjuang tanpa akhir. Hanya dengan dan didalam Kristus kita menerima anugerah kemerdekaan itu.
Tetapi upaya manusia untuk merdeka dari dosa adalah suatu pekerjaan yang sia sia. Banyak sekali umat manusia yang dengan gigih berjuang untuk merdeka dari dosa, namun hasilnya adalah gagal. Karena “ merdeka dari dosa “ adalah kasih karunia, merdeka dari dosa membutuhkan sebuah intervensi dari luar, merdeka dari dosa membutuhkan Allah. Itulah karya Allah yang nyata didalam Yesus Kristus. Semua upaya manusia untuk bebas dari dosa tidak pernah tuntas. Karena merdeka dari dosa adalah karya Allah yang sangat mahal harganya, yaitu seharga nyawa dan darah putera Allah yang tanpa noda, maka kita harus menghargai karya itu. Singkatnya, anugerah Allah bukan barang murah, tetapi sangat mahal. Oleh sebab itu sebagai umat Tuhan, kita tidak saja berbicara merdeka dari, tetapi kita juga berbicara tentang merdeka untuk. Dan kata pembacaan kita hari ini, kita merdeka untuk menjadi hamba kebenaran.
Unsur hamba kebenaran inilah yang sering diabaikan. Orang Kristen cukup puas hanya dengan menikmati kebebasan dari dosa itu. Tetapi tidak pernah menekuni tujuan kemerdekaan dari dosa yaitu mengabdi kepada kebenaran. Merdeka dari dosa adalah sebuah pengertian yang sangat dinamis dan tidak statis. Merdeka artinya lepas dari keterikatan. Sedangkan keterikatan serngkali terjadi diluar dari kesadaran manusia, karena ketidak pahaman akan hal yag mengikat itu.
Demikian juga dengan orang orang Yahudi yang datang kepada Yesus. Mereka percaya kepada-Nya, tetapi Yesus berkata bahwa mereka akan dimerdekakan kalau tetap dalam firman-Nya, menjadi urid-Nya, serta mengetahui kebenaran ( Yohanes 8 : 31 - 32 ).
Perkataan ini mengundang reaksi mereka yang merasa diri sebagai keturunan Abraham, yang tdak pernah diperhamba siapapun. Di sinilah letaknya ketidak pahaman itu. Keterikatan mereka itu sebenarnya adalah kepada kuasa dosa, yang menurut ukuran Taurat patut menerima hukuman kutuk. Karena tidak seorang pun yang tidak berbuat dosa, maka pantaslah mereka dsebut hamba dosa, dan karena itu perlu dimerdekakan. Caranya ialah dengan mengetahui kebenaran Allah, yaitu bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah yang mampu membebaskan mereka dari perhambaan dosa. Yesus tidak mengatakan bahwa mereka harus meninggalkan Taurat. Yang Yesus maksudkan adalah percaya sepenuhnya kepada diri-Nya sebagai Dia yang diutus membawakan kebenaran Allah, dan bersedia meninggalkan dsa dosa mereka.
APLIKASIH FIRMAN.
Saudara saudara, amanat Yesus ini berlaku juga untuk kita. Memang, kita tidak punya masalah dengan keterikatan pada Taurat. Bagi kta, membaca Taurat adalah supaya untuk bercermin dalam rangka mengerti firman Tuhan, khususnya tentang maksud kedatangan Yesus. Tetapi, bukankah kita masih seringkali mengikatkan diri pada berbagai macam dosa sehingga patut juga disebut sebagai hamba dosa.
Seringkali kita melakukannya dalam ketidak pahaman akan dosa itu. Kta terlalu sibuk, dan arena itu tidak punya waktu sertasulit sekali membedakan satu perbuatan dengan lainnya dalam ukuran dosa. Pada momentum inilah firman Allah datang kepada kita.
Mungkin juga kita merasa lebih senang melakukan dosa dosa tertentu, dan sayang untuk meninggalkannya. Kita beroleh kenikmatan tersendiri dari perbuatan perbuatan yang disengaja Itupun namanya perhambaan. Ingatlah, bahwa tidak ada keterikatan dan perhambaan yang akan memberikan kenikmatan sejati. Yang ada kemudian adalah penyesatan dan kebinasaan sejati. Merdeka dari dosa berarti dimana mana kebenaran harus dimenangkan dan kejahatan atau dosa harus dibendung. Cinta- kasih harus dilipatgandakan dan benci harus diredam. Singkatnya bebas dari dosa adalah adalah sebuah perjuangan yang terus berlanjut di segala bidang kehidupan. Di bidang ekonomi, politik, sosial, hukum dll, disana kita harus merdeka dari dosa. Ketika orang Kristen mulai terlibat dalam tindakan tindakan monopoli, korupsi, menyusahkan orang lain, itu berarti ia melecehkan Kristus, dan pengorbanan-Nya yang sangat mahal itu, dalam upaya melepaskan manusia dari dosa. Mengabdi kepada kebenaran dengan sukacita dan rasa syukur kepada Allah adalah ciri ciri orang percaya yang dibebaskan dari kuasa dosa. Jadi, hiduplah di dalam iman yang sungguh kepada Yesus, dan tinggalkanlah dosa dosa kita, niscaya kita akan merasakan kemerdekaan dalam arti yang sesungguhnya. Amin. (SYR).