Karena Injil yang kami beritakan itu telah disampaikan kepadamu bukan dengan kata-kata saja, melainkan juga dengan kuasa dan dengan Roh Allah, serta dengan keyakinan yang penuh. Kamu tahu bahwa kami berada di antara kamu demi kebaikanmu. Kamu menuruti teladan kami dan juga teladan Junjungan kita Yang Ilahi, karena walaupun kamu mengalami banyak kesusahan, kamu menyambut Firman itu dengan kegembiraan yang datangnya dari Roh Allah. (1 Tes 1:5–6, KSI)
Kita bersyukur karena hari-hari ini kita menyaksikan gereja-gereja Tuhan dibangkitkan kembali untuk melakukan Amanat Agung yaitu dengan pergi dan menjadikan segala bangsa murid Kristus. Namun ada 5 hal yang kita pelajari dari Paulus tentang hal-hal yang harus kita sertakan dalam penginjilan yang kita lakukan.
Kata-kata
Tentu saja. Hal ini adalah yang pertama yang kita kerjakan saat mengabarkan Injil. Kita memperkatakan kebenaran Kristus yang telah mati bagi dosa, dikuburkan dan dibangkitkan pada hari yang ketiga (1 Kor 15:3–4). Berita ini harus melekat di lidah semua orang percaya, sebagai sesuatu yang terus menerus diucapkan dan disaksikan. Ayo mulai bicara, start conversation!
Kuasa
Sebagaimana dijelaskan dalam Kisah Para Rasul 1:8, setiap orang percaya akan menerima kuasa bila Roh Kudus turun ke atas kita. Roh Kudus yang akan memberikan kepada kita kuasa untuk mengusir setan, menginjak kalajengking dan tidak mendapat celaka (Mrk 16:17–18). Penginjilan yang tidak disertai kuasa hanya akan sekedar sharing yang tidak membawa dampak.
Roh Allah
Hal ini tidak bisa dilepaskan dari poin 2. Kuasa dan Roh Allah tentu sejalan. Sebagaimana dijelaskan dalam Kisah Para Rasul 2, saat pentakosta terjadi para murid dan orang percaya sekitar 120 orang mengabarkan Injil dan 3000 orang menjadi percaya memberi diri mereka dibaptis. Hal pertama yang dikerjakan oleh orang yang telah menerima Roh Allah adalah pergi mengabarkan Injil.
Keyakinan yang penuh
Setiap kabar yang dibawa, haruslah dengan keyakinan. Maksudnya, setiap orang yang mengabarkan Injil haruslah terlebih dahulu mengalami Injil tersebut. Ini yang membuat pekabaran Injil sesungguhnya merupakan kesaksian.
Teladan
Mungkin banyak orang percaya yang melupakan hal ini. Sebagaimana jemaat mula-mula disenangi banyak orang dan itu membuat banyak orang menjadi percaya, seharusnya gaya hidup orang percaya pun haruslah menjadi teladan. Percaya pada Injil bukan bicara momen, dimana kita tersentuh lalu menerima Yesus sebagai Juruselamat. Kalau demikian, yang kita percaya hanyalah sejarah, bahwa ada Yesus yang sudah mati. Namun, kepercayaan sejati justru nyata dalam kehidupan sehari-hari, saat kita menaati segala ajaran Kristus dalam kehidupan kita.
Mari terus bersemangat mengabarkan kabar tentang pengampunan dosa dan pertobatan ini. Jadilah pekabar yang berintegritas dalam melakukan tugas. Kelima hal ini harus dilakukan dalam satu kesatuan, bukan dipisah-pisahkan. Dengan demikian: aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak (1 Kor 9:27).
Salam!https://medium.com/yesheisindonesia/5-hal-wajib-dalam-penginjilan-fdf69e685cfa