Ciri khas

Masyarakat Tolaki adalah salah satu suku yang berada di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara, Kendari atau tepatnya di Konawe. mereka memiliki simbol adat berupa "Kalo" dan dalam tradisi mereka simbol itu disebut dengan "Kalosara". Kalo tersebut tebuat dari bahan rotan dan dibuat secara melingkar. Simbol ini merupakan simbol persatuan dan kesatuan. Biasanya, jika terjadi masalah sosial dalam kehidupan masyarakat Tolaki yang memerlukan penyelesaian, maka mereka akan kembali pada makna Kalo.

Masyarakat tolaki adalah masyarakat terbesar yang ada di Prov. Sulawesi Tenggara yang mendiami daerah kota Kendari, Kab. Konawe, Kab. Konawe Selatan dan Kab. Konawe Utara dan kebanyakan dari mereka bermata pecaharian sebagai petani yang rajin bekerja dan menjunjung tinggi semangat kebersamaan dan gotong royong.

Nama Tolaki sendiri tidak begitu saja ada, tetapi ada makna dibalik nama tersebut, TO = Orang atau manusia dan LAKI = Jenis Kelamin Laki-Laki, jadi TOLAKI memliki arti manusia yang memiliki kejantanan yang tinggi, berani dan menjunjung tinggi kehormatan diri/harga diri.

Masyarakat tolaki pada mulanya menamakan diri mereka Tolohianga (orang dari langit). mungkin yang dimaksud dengan langit adalah kerajaan langit sebagaimana kita ketahui dalam budaya Cina. kemungkinan ini ada keteraitannya dengan kata "hiu" yang dalam bahasa Cina berarti "langit" dengan kata "heo" (Tolaki) yang berarti "ikut pergi ke langit".

Soal seni budaya masyarakat Tolaki memiliki ciri khas tarian "Mondotambe" dan "Lulo"

Tari Mondotambe adalah tarian yang biasanya dipergunakan dalam penjemputan atau penyambutan tamu besar dalam suatu acara event besar.

Tari Lulo merupakan tarian pergaulan khas Sulawesi tenggara. dan paling populer dikalangan anak muda sebagai ajang pekenalan dan cari jodoh. Tetapi terkadang tarian ini disuguhkan untuk tamu-tamu besar sebagai simbol jalinan persahabatan antara masyarakat Tolaki dengan pendatang dalam hal ini wisatawan.

Membagikan